Jumat, 20 Juli 2018

Exiskan permainan sederhana untuk anak - anak

   
 Di jaman sekarang anak - anak kecil dibawah 5 tahun saja sudah mengenal gadget, play station (PS). Tak terbatas pada anak - anak di kota, di desapun sudah banyak yang mengenalnya. Berbeda dengan ketika aku masih kecil era 90 an. Aku lebih kenal permainan - permainan tradisional seperti suda manda / engklek, benteng, karetan, dan sebagainya. Permainan - permainan tradisional itu membuat badan kita menjadi sehat karena kita dituntut untuk lebih banyak gerak untuk memainkannya. Berbeda dengan gadget dan PS yang lebih banyak diam ditempat. Memang ada sisi positif dan negatifnya untuk bermain gadget dan PS, tinggal arahan orang tua saja yang menyetirnya.
     Untuk bermain gadget dan PS membutuhkan biaya yang tidak sedikit, seperti beli kuota untuk gadget ataupun beli pulsa listrik kalau PS nya punya sendiri, kalau harus menyewa keluar uang yang lumayan mengeringkan kantong orang tua.
     Ditengah kehidupan ibu kota yang terbiasa bermain gadget dan PS ternyata ada permaianan - permainan yang bisa kita kenalkan ke anak - anak kita. Dengan modal Rp 2.000 kita bisa mengalihkan perhatian anak - anak kita pada gadget dan PS. Permainan - permainan tersebut misalnya gambaran, kelereng, boneka - boneka yang bisa kita beli pada abang - abang penjual mainan keliling yang biasa lewat depan rumah.
     Kita bisa mengajarkan caranya kepada anak - anak kita, kalau kita tidak bisa, kita bisa minta tolong kepada abang - abang tukang penjual mainan itu untuk mengajarkannya. Abang - abang ini dengan senang hati akan mengajarkannya asal jangan lupa beli mainannya.
     Semoga permainan sederhana ini bisa sedikit mengalihkan perhatian anak - anak kita pada ketergantungan gadget ataupun PS dan bisa exis dengan peran orang tua

Minggu, 01 Juli 2018

Asyiknya mudik bareng Angkasa Pura II

   

Aku mau bercerita tentang asyiknya mudik lebaran kekampung halaman yang aku alami kemarin bersama angkasa pura II.
     Ketika bulan puasa tiba terbayang sudah keinginanku untuk pulang kampung. Seperti lirik lagu Armada " pulang rindu tak pulang malu" itu mengambarkan suasana hatiku. Keinginan pulang kampung halaman nan jauh di sana sangat mengikat erat dalam hati dan jiwaku. Rindu bertemu dengan bapak, ibu, adik - adik dan saudara - saudaraku yang ada di Boyolali, Solo, Jawa Tengah. Meski agak berat karena ongkos mudik yang pasti 2 kali lipat naik dari hari biasa.  
     Ternyata ada solusi juga untuk mengurangi ongkos mudik, yaitu mudik bersama Angkasa pura II. Angkasa pura II membuka pendaftaran online mudik bersama untuk yang bertempat tinggal di sekitar bandara. Kebetulan tempat tinggalku tak jauh dari bandara soekarno hatta. Memang agak sulit ketika mengakses aplikasi mudik Angkasa pura II, kemungkinan karena banyaknya yang mengakses aplikasi tersebut. Tapi ketika di coba terus menerus akhirnya pendaftaranku berhasil terdaftar untuk tiga orang.
     Tanggal 9 Juni 2018 tibalah waktu untuk berangkat mudik bersama Angkasa pura II. Waktu itu berkumpul di Ancol timur, karena salah info berkumpul di Ancol barat akhirnya aku harus berjalan beberapa kilometer ke Ancol timur. Agak berat memang tapi demi pulang kampung jalani aja dengan semangat.
     Ditempat berkumpul, gerbang Ancol timur ternyata sudah banyak BUMN lain yang juga menyelenggarakan mudik bersama. Angkasa pura II khususnya menyediakan fasilitas yang ok banget buat pemudik, bus damri yang super nyaman dengan wifi dan toilet didalamnya, snack, makanan, dan minuman, kaos dan topi. Semua itu aku dapatkan dengan gratis. Tak lupa juga petugas - petugasnya yang ramah. Asyiknya mudik bareng Angkasa pura II.
     Perjalanan mudikku berjalan lancar, aman, dan nyaman sampai kampung halamanku. Terima kash Angkasa pura II. I love U full....