Jumat, 29 Juni 2018

Lebaran mengharu biru



     Lebaran oh lebaran, kata - kata yang membuat hatiku bergetar. Terbayang wajah bapak, ibu, dan adik - adikku yang bermain di anganku. Rindu amat sangat yang kurasakan karena jarak tempat tinggal kami yang berjauhan. Aku di perantauan hanya bisa pulang setahun sekali untuk berjumpa dengan mereka di kampung.
     Ketika sampai dirumah di kampung halaman bertemu dengan bapak, ibu jatuh air mataku tak terbendung, rasa sedih, haru, bahagia, tak terkira bercampur aduk dalam hatiku. Betapa ku ingin pelukan mereka tak terlepas.
     Libur dua minggu dari rutinitas bekerja dikota rasanya tak cukup menghilangkan rasa rindu ini dengan bapak, ibu, dan saudara - saudaraku. Selama dua minggu itu kami banyak bercerita, bercanda, bercengkrama mengulangi kisah kami beberapa tahun lalu dimana kami masih tinggal dirumah yang sama. Undangan reuni, meet up bersama teman - teman SMP, SMA, kuliah tidak kuhadiri karena aku tidak ingin kehilangan kesempatan untuk berkumpul bersama bapak, ibu, adik - adik, dan saudara - saudaraku. Maafkan aku ya teman - teman yang telah mengundangku, mungkin dilain kesempatan kita bisa berjumpa.
     Sampai saatnya aku harus kembali ke kota untuk bekerja. Dengan berat hati aku harus kembali ke kota. Hatiku teriris perih ketika harus berpamitan dengan bapak dan ibuku, air mata ini tumpau ruah membasahi pipiku.
     Selamat tinggal bapak, ibu dan saudara - saudaraku yang telah menerimaku dengan kasih sayang kalian. Terima sungkemku ya pak, bu, " maafkan anakmu ini yang belum bisa membahagiakan kalian". Mohon maaf lahir bathin untuk semua saudara - saudaraku. Sampai jumpa lagi tahun depan di lebaran yang mengharu biru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar